Tugas Opini Film


Kerangka
Ide       : Pembajakan Film
Peg      : Kualitas Film-film Indonesia Dapat Disamakan
Tema   : Pro terhadap Pembajakan Film

Lead
Perfilman Indonesia mulai memasuki satu tahap lebih maju. Salah satu kesuksesan film dipengaruhi oleh banyaknya penonton dalam film tersebut. Tapi, bila kita mengikuti perkembangannya beberapa film saja yang dapat diterima oleh masyarakat.





 Kualitas Film-Film Indonesia Belum Bisa Disamakan
Perfilman Indonesia mulai memasuki satu tahap lebih maju. Salah satu indikator kesuksesan film dipengaruhi oleh banyaknya penonton dalam film tersebut. Saat ini, perfilman Indonesia mulai digandrungi kembali. Tapi, bila kita mengikuti perkembangannya beberapa film saja yang dapat diterima oleh masyarakat.

Hal ini sebenarnya menyebabkan kebimbangan sendiri terhadap penonton, khususnya masyarakat Indonesia. Sebut saja film Pengabdi Setan. Film ini sukses membangkitkan antusias masyarakat untuk menyukai kembali film horror. Penghargaan IBOMA 2018 sebagai Film Box Office tahun ini semakin mengukuhkan kegemilangan film Pengabdi Setan di Indonesia. Tapi, dari situlah berawal film-film horror lainnya yang ingin menjiplak kesuksesannya.

Film-film horror yang tengah naik malah lebih dipilih untuk dipublikasikan oleh televisi. Akibatnya film Indonesia yang berkualitas tidak kita ketahui. Mulai dari film Istirahatlah Kata-Kata, Marlina : Si Pembunuh dalam Empat Babak, dan Wage, adalah segelintir film berkualitas yang mungkin tidak kita ketahui dan tidak tertarik untuk menontonnya.

Tersedianya film-film tersebut dalam situs bajakan menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia. Jadi, sah-sah saja jika kita ingin melihat perjuangan Wiji Thukul, seorang aktivis dari kasus Mei ’98. Atau kita ingin mendalami sosok W.R. Supratman sebagai salah satu sosok berpengaruh dalam Sumpah Pemuda dengan menontonnya melalui situs tersebut.

Bagi saya, sebenarnya sudah saatnya bagi media televisi juga berani untuk mempromosikan film-film berkualitas tersebut. Bukan saja, karena aktornya yang terkenal maka film tersebut dipromosikan padahal kualitas jauh dari yang masyarakat Indonesia harapkan.

Televisi sebagai media yang masih menyasar pada kalangan menengah ke bawah. Cuplikan film yang dipromosikan seharusnya tidak hanya film dengan genre itu saja. Karena, jika tidak serius maka bukan tidak mungkin aktivitas pembajakan masih sulit diberantas.

Komentar

Postingan Populer